Sejarah LPM Agrapana

LPM Agrapana Adalah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berada di bawah naungan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Waskita Dharma Malang. LPM Agrapana adalah wadah bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang ilmu jurnalistik.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 08 Agustus 2019


BABAK PEMUDA BANGSA

Foto: Malik

Revolusi industri telah memasuki “babak” ke 4.0
Dari mesin air dan uap, hingga teknologi super hebat
Sungguh butuh melewati kesulitan dan tantangan
Namun inilah kenyataan, visi untuk masa depan
“Langkah” teknologi terkini terasa semakin pesat,
Perubahan pola pikir dan gaya hidup mulai terasa sangat
Adaptif terhadap perubahan dunia akan jadi kewajiban
Maka tinggalkan malas, jika tidak mau terlemparkan
Jika takut adanya “super komputer” sebagai ladang pengangguran,
Ingatlah! pendapat itu hanya milik jiwa - jiwa pesimisan
Jika tangan robot dinilai lebih besar efisiensinya,
Maka ingatlah! Manusia adalah sumber daya utamanya!
Kaum muda tidak dituntut berjuang di medan perang,
kaum muda lah, harapan dan penerus segala perjuangan
Generasi muda harus tanggap terhadap segala perubahan,
Tantangan demi tantangan harus dihadapi dengan keberanian
Hoi “kawula” muda! Tidak perlu resah, optimis saja!
Karena “senyum lebar” kalian ialah harapan Nusa!
Terus bangkit! Wahai generasi penerus!
Dari perjuangan kalian, banyak hal yang tidak akan tergerus
Untukmu, pejuang pengaharum nama bangsa,
Kalianlah pencipta berbagai muara karya

Yang melukis segala sumber inovatif
Yang mewarnai kehidupan bangsa dengan kreatif
Kobarkan “gairah” kalian, wahai golongan muda!
Kalianlah, tokoh penting dalam membangun bangsa
Terus “mengepalkan” tangan dengan yakin rasa!
Mengukir sejarah indah Indonesia untuk sepanjang masa.

Oleh: RANI FM



Minggu, 21 April 2019

Cerpen @AN'NISAH




Malam itu bulan diselimuti kabut yang gelap, serta angin yang kian bergemuruh menyaingi derasnya darah ini. Gue lagi stay dirumah, niatnya sih mau ngerjain tugas rangkuman yang belum kelar. Kira-kira waktu sepuluh menit udah berlalu dan gue dengar ada suara motor Danu dari ruang komputer rumah gue. Sebelum Danu gedor-gedor pintu Gue dangan nafsunya, jadi gue langsung menuju ke pintu dan bukain pintu.
” Kenape lu bang !!!, tumben malem-malem kerumah gue ?” desah gue.
“Aiss dek... temenin abang latihan band nah, yaa kalau mau sih ?” kata Danu.
“wiss.... (garuk kepala), mau nggak yaa ?, emm .. emang abang latihan band dimana ?” kata gue lagi.
“di sekolah dek, males juga sih abang sebenarnya dek, huff (garuk tembok)” kata Danu.
“ Astaga bang...!!! Masa iya malem-malem latihan di sekolah, serem tau bang” kata Gue.
“yaiti udah dek, kalau gak karena Igun nggak juga abang mau latihan band ini” Kata Danu.
“ Oh Kak Igun nyuruh abang ikut ?” kata gue lagi,
“Iya dek !! kalo nggak karena dia juga abang nggak mau, mana Pak Bono juga ngancem nilai lagi haiiiiihh.. “ Kata Danu.
 “iya-iya bang gue temenin, bentar yee gue ganti baju dulu” kata Gue.
“Oke, cepetan ya dek !!! “ kata Danu.
Gue pun bergegas ganti baju, lima menit berlalu dan selesailah gue dengan dua menit pencerahan dari danu “ternyata gue kelamaan”. Dijalan gue masih nggak ngerti mau dibawa keamana sama danu, sara takut pun mulai menggoroti otak gue. Pikiran gue saat itu “Jangan-jangan ini bukan danu, siapa tau ada kolor ijo yang nyamar jadi Danu terus niatnya mau nyulik Gue, OHH TIDAKKK...!!!. Akhirnya Gue membuka obrolan lagi di atas motor.
“Bang sebenarnya Lu mau bawa Gue kemana sih ?, kok arahnya enggak kesekolah” ujar Gue.
“Bentar dek, kita kerumah Igun dulu, siapa tau di belum berangkat, jadi kan bisa sama-sama kesekolahnya” kata danu.
“Oh ya dehh, Gue kira Lu kolor ijo yang mau bawa gue ke neraka bang hehe” bales gue.
“Sembarangan Lu dek !!, takut abang ini” kata danu.
“ Abang takut ? kan ada adek yang bisa lindungi abang dari setan, lagipula mana ada setan yang mau jailin setan bang hahaha “ kata Gue.
“isss ... kamu itu !!! ujarnya.
Sampailah kita di depan gerbang rumah Igun, gue sih baru pertama kali dateng kerumahnya “Seremmm euy ...!!!.” Baru di depan udah ada lukisan monyet putih yang perasaan gue itu lukisan hidup. Namanya juga lingkungan baru yaa.. gue celingak-celinguk ke segala arah dulu, sedang bang danu lagi manggil Igun. Nggak berapa lama kaki Igun keluar dari balik pintu rumah yang berdesain pintu ular.
“ Eh kamu dan, gue kira siapa tadi” kata Igun.
“iya, Gun kita jadi pergi kan ?” kata Danu.
“ Iya jadi, tinggal tunggu Babal aja ini, loh kamu ikut nis ?” kata Igun.
“Oh yaudah... kita sama-sama ya pergi ke sekolahnya takut eh Gue !!!” Kata Danu.
“Iya kak, ini temenin abang (sambil nunduk malu)” samar-samar dari gue.”
”Loh gun nyokap lu mana ?. ais enggak dipeduliin sudah kamu “ bayolan Danu.
“ masih dijawa (mondar-mandir gak jelas)” kata Igun.
“Aiss bentar dulu sakit perut gue kayaknya (masih mondar-mandir)” kata Igun.
“loh bang, Igun kenapa sih ?” Ujar Gue.
“Enggak tau juga abang dek, Igun juga Enggak pernah cerita masalah keluarganya sama abang” Kata danu.
“Bisanya !!, bukannya satu kelas bang ?” kata gue.
“Iya sih dek, tapi kan Cuma deket gitu aja, lagian dia seringnya sama Ikyi.” Kata danu.
“Ohh tertutup juga anaknya.” Menjawab dalam hati.
Sepuluh menit kemudian babal pun datang.
“Ehh dan mana si Igun ?” kata babal.
“Ada di dalam, tadi sih dia bilang sakit perut .” kata danu.
            Menujulah kita ke studio belakang, disitu gue belaga buta nggak ngeliat apa-apa. Sumpah sekolah gue kalau malam persis gedung tua yang udah bertahun-tahun dijajah sama waktu, jadi kita mesti nunggu igun di bawah pohon besar di depan studio belakang. Gue ngeliat sekeliling dengan deg-deg-serr..!!, siapa tau ada apa gitu kan ya. Enggak berapa lama Igun sama Babal datang dan dibukalah pintu studio sama Igun, Babal, Aden, dan Ikiy mengambil posisi masing-masing. Sedang Gue, Gue ngebuntutin kemanapun Danu melangkah. Danu memperbaiki posisi drum yang agak berantakan, sedang Igun lagi ngetes gitar dengan penuh semangat, Si Babal pun mengambil mic, Aden dan Ikiy juga ngetes bass dan gitarnya. Gue duduk di samping ngebambong sok primitif. Gue ngeliat mukanya si Danu yang sedari tadi udah males-malesan, sementara di satu sisi igun dengan semangat mengarahkan semua temenya focus latihan band dan akustik buat nampil di acara annivesary sekolah besok. Gue enggak seberapa dengerin mereka latihan sih, soalnya gue dengerin MP3 pake Earphone. Beberapa kali perasaan Gue nggak enak “kayak ada yang lewat-lewat di samping Gue sedari tadi, malah di jendela kayak ada yang ngintip” seremlah pokonya. Tapi, Gue tetep ngalihin mata gue ke danu sementara kuping Gue dengerin MP3. Tapi Gue sempet liat Igun ngerapin senar gitarnya yang putus waktu itu dan semua ketawa.
            Beberapa jam telah berlalu dan jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Berakhirlah latihan dan kamipun bergegas meninggalkan sekolah. Danu nganterin Gue sampai dirumah dan setelah itu di pulang. Tanpa berfikir panjang Gue ganti baju dan otw mimpi karena udah ngantuk berat. Sebelum tidur gue sempetin do’a buat band mereka “semoga besok mereka nampilnya kren dan rock on !!!, amin.”
Keesokan harinya...
            Karena gue nggak ikut kegiatan, jadi gue ikut jalan santai yang juga salah satu dari acara Anniversary Gue, jadi sebelum berangkat gue pemanasan dulu sambil nunggu Danu. Enggak berapa lama Danu Pun datang dengan muka asem jeruk purut.
“Dek... (Ngerutin mulut)” kata danu.
“ Kenapa lagi Lu Bang ?, pagi-pagi muka Lu udah di tekuk !! jelek tau” ujar gue.
 “ haiss Enggak ada udah gairahnya abang mau berangkat sekolah ini dek” kata Danu.
“Kenapa lagi bang ?, lu kan mesti ngeband bang” kata gue.
“ Iya bang tau bawel, tapi …” kata danu.
“ Tapi kenapa Bang ? “ desah gue.
“Igun enggak ada dek !!” kata danu.
“Hah ..!! Enggak ada gimana bang !! bukannya semalem Igun latihan bareng kita” Kata Gue.
“iya tapi  Igun ke jawa. Malah tadi subuh dia berangkat sama adiknya” kata Danu.
“Loh kok bisa bamg ?, ngapaian di ke jawa ?” kepo gue.
“katanya nyokapnya kritis dek, abang telpon dia tadi karena ego abang, abang semapt marah sama di sebelum dia kasih tau sebabnya” kata danu.
“Astagfirullahalldzim … padahal Igun semalam semagat banget latihanya, bisa-bisanya jadi gini (heran), emang nyokapnya sakit apaan bang ??” deru gue.
” yahhh .. enggak taulah dek, makanya abang nggak semangat tanpa ada dia sekalipun” kata danu.
“semangat dong bang, kerja ikhlas coba !!!, bagaimanapun alasannya Igun kalian harus berusaha buat suasana latihan semalem iti sukses “ bijak gue.
“yalahh dek.. doaian aja, tapi janji ya lu mesti semangat !!, kalau lu nggak semangat Gue nggak nungguin lu “ gertak gue.
“Oke adek bawek (nyubit pipi gue)” rayu danu.
            Akhirnya kita pun berangkat kesekolah dengan penuh tanya yang terabaikan. Gue ikut jalan santai dan danu sibuk nyiapin alat bandnya di panggung depan kantor utama. Jalan santai yang dimulai pukul delapan pagi itu pun berlangsung secara damai dengan gelinangan keringat dimana-mana, rute yang di tuju juga cukup membuat kaki serasa mau putus. gue sama si apin dan ndud selalu ketinggakan di belakang padahal barisan kami tadi di depan, sekarang kami malah jadi di tengah. Untung gue nggak keinjek-injek “ fiuhh…”
            Sementara itu gue bingung mau ngapaian “udah kaki pegel, panas pula… lengkaplah”. Gue mau ngajak sin dud mak’ bussa (baca: nge-gosip) malah dia sibuk sama Earphone yang ada di telinganya dan nyanyi-nyanyi enggak jelas, “untung aja dunia kagak retak gara-gara suaranya.” Dan Apin sibuk ngelub kecapean, sama sih kayak gue juga. Jadi gue ikutan nyalahin music lewat Ipad, tapi Gue nggak bawa Earphone lagi, “huff… dan akhirnya rencana gue gagal lagi.” gue mulai pusing ngeliat keadaan kaki beserta perut keroncongan gue yang mulai melemah karena nggak sempet beli batre.
Akhirnya yang di tunggu-tunggu….
“Finish ..!!!” jerit gue bareng Apin dan ndut, ketika samapai di gerbang sekolah.
       Dan kami bertiga pun duduk di depan panggung secara merata yang emang udah di setting sama Pak Bono. Gue duduk di barisan tengah, di depan gue ada kakak kelas temannya Danu, di samping kanan gue ada Apin sama ndut yang lagi kehausan mirip Ikan Louhan.
       Pembukaan cara di sampaikan oleh pembawa acar pak Bono dan ibu Vea, beberapa sambutan pun telah di rangkum mulai dari para sesepu sekloha gue yang lalu, mantan kepala sekolah, dinas pendidikan dan tak lupa sambutan dari kepala sekolah beken dan terpopuler. Pemotongan tumpeng yang juga sempet buat iler gue menetes secara tiba-tiba “gue hera, kenapa tumpengnya buat pejabat-pejabat dan tamu undangan aja, sedangkan muridnya KAGAK,” tapi pas pemotongan tumpeng dari mantan sekolah gue dia ngasih ke salah satu muridnya katanya itu salah sau bukti cinta dia sama muridnya “tapi masalahnya, kenapa bukan gue sih??” oke nggak apa-apa gue masih sabar. Setelah penyambutan usai, dilanjut dengan penggoncangan doorprize “gue beli doorprize satu seharga goceng dan itu plus donat dan sushi Indonesia alias lemper, sementara minumnya dijual secara terpisah.” Gue keluarin doorprize gue yang emang gue nggak niat buat nunggu dapetin sesuatu yang enggak pasti ”lah wong gue enggak pernah pasti.” Jadi karena saying sama goceng yang gue tukerin sama doorprizenya jadi, gue ikutan aja prosedur yang ada. Gue keluarin nomer doorprize gue, dengan harapan gue bawa pulang pesawat yang sedari tadi lewat. Dua jam kemudian kulit gue udah mulai berrtagar ditambah dengan sinar matahari yang begitu setia memberikan sinar UV-nya “non-stop bro.. I like it “ , enggak ada satu pun nomer doorprize gue di sebut “gue masih sabar” sedikit demi sedikit anak-anak bangkit dari lapangan menuju tempat teduh semntara gue, apin dan ndut masih bertahan. Dilanjut dengan penampilan band dari anak kelas dua dan kolaborasinya dengan kelas satu. Dan gue masih tetep stay dilapangan. Sampai pada akhirnya penampilan band-nya danu. Belum sempet setengah lagu yang mereka bawain, orang-orang yang ada di depan gue tadi udah beranjak ninggalin lapangan, dan gue beserta apin dan ndut latah ikut meninggalkan lapangan.
       Gue ngeliat muka danu yang tertekuk waktu gue ninggalin lapangan, gue sempet ketawa tapi dalem hati. Dan gue duduk di belakang panggung sebelah kanan deket tiang yang kalau duduk, permainan drum yang di bawain danu makin past ber-energi tinggi sampai stik drumnya terlempar, tapi langsung tertangani oleh tangannya yang lincah “ mungkin kalau di lihat itu trik ala danu si sostoy hahaha” dalam hati gue berdecak kagum dengan sama danu. Tapi, kalau bilang ke danu nanti, mislanya gue bilang “ Eh dan, permainan drum lu tadi gila.. kren banget !!!´gue takut kupingnya lepas atau pankreasnya ketuker sama ginjal kan fatal. Jadi, gue urungim niat gue buat memuji kehebatan si danu.
Enggak berapa lama penampilan akustik band yang dimainin sama danu and friends selesei. Danu yang mungkin sedari tadi geram sama gue , karena gue nggak nepatin janji buat ngeliat performs dia tadi, jadi ceritanya si danu datangindengan muka kalau bisa di pastikan dia nahan B.A.B “merah-merah ketutup hitam jadi dibetes gimana gitu .. hahaha.”
“wehh… dek kenapa lu pergi dari lapangan ?” kata danu
“hehe… panas tau bang (cengar-cengir)” kekeh gue.
“mana janjinya ?” jadi nggak semangat kan abang mainya !!!” kata danu.
“alaah bang, ada atau nggak ada adek kan sama aja” jelas gue.
“nggaklah beda tau !!! oia ngomong-ngomong gimana tadi penampilan abang ?” ujar      danu.
“emm bagus kok !!!” kata gue.
“udah Cuma gitu doing ? apa kek gitu” desah danu.
“apa…apanya bang ?, lah wong udah dibilang bagus jugaan !!” kata gue.
“hiss masih sebel abang sama kamu dek, nggak nepatin janji” deru danu.
“maaf bang maaf …” kata gue.
       Setelah itu acara dilanjutkan dengan membaca doorprize dan pembukaan bank sampah yang dibuka oleh bapak dari dinas pendidikan disekolah gue. Seterusnya begitu doorprize dilanjutkan band, dan di lanjut doorprize lagi. “gue udah mulai bingung pengen cepat-cepat pulan”, tapi karena si danu harus performs lagi jadi gue muti nunggu kayak orang bego. Sedang apin dan ndud udah pulang. Gue duduk sendiri (masi di belakang panggung), sesekali dari panggug gue ngeliat jeritan si danu yang mengharapkan gue ada di sampingnya “hahaha” gue Cuma ngebales dengan gelengan sambil ngerutin bibir dari jarak jauh. Dan akhirnya selesailah segala rangkaian acara, berarti waktunya untuk pulang, dari jarak jauh gue liat danu lagi gulung kabel dan ngerapiin gitar dan pedal drumnya kedalem tas. Akhirnya kamipun pulang kerumah. Tapi gue dapet musibah, pergelangan kaki sebelah kiri gue cidera ringan karena kaki motor danu yang gede. “huff hari ini gue nggak dapet untung malah boring” gerutu gue dalem hati.
Beberapa hari kemudian .....
       Aktivitas kembali seperti semula, hari senin yang diawali dengan upacara serta seribu pertanyaan  tentang kepergian igun pun menjadi breaking news di hari itu. Banyak kabar simpang siur dari kalangan cewek mak bussa disekolah gue, sementara gue nggak tau apa-apa hanya bisa nguping dari kejauhan. Gue sendiri masih bingung sama danu komat-kamit dari jauh ke arah gue, karena mungkin danu males ngeliat gue yang dari tadi bilang “apa...apa dan apa ??”, akhirnnya pergi menuju kelasnya sambil nekuk muka. Gue mikir “jangan-jangan apa kata nyokap gue bener “ pikir gue dalam hati. Waktu pun berlalu begitu saja, memang hari menurut gue waktu itu akan cepet berputar. Beberapa lama kemudian bel pulang pun berdering merdu seakan membangkikan semangat gue buat tidur dirumah.
Gue pulang sama danu, dijalan gue sempet nanya ke danu tentang komat-kamitnya dia disekolah tadi itu tentang apa. Tapi pertanyaan gue dijawab dengan lesu sama danu “nanti aja dek, abang kasih tau dirumah” kata danu. Gue pun diam seribu kata tanpa bertanya lagi.
Sesampai dirumah ...
Mulut gue udah penuh dengan sejumlah pertanyaan 5WIH.
“bang ada apaan sih ?, gitu ya nggak mau kasih tau adeknya (sok ngambe)” rayu gue.
“makanya kalo ngonomg itu diperhatiin. Males abang mesti di ulung-ulung” rusuh danu.
“ya maaf bang, habisan abang nggak jelas sih ngomongnya mangap-mangap ikan hehe” bayolan gue.
“hmmm.. kita serius dia bercanda kan !!, kebiasaan” kata danu.
“iya deh ada apaan sih bang ?” desak gue.
“dek.. nyokap Igun ke surga (nunduk)” kata danu.
“apa !!! Innalillahiwainna ilahi rajiun... sumpah lu bang ?” kata gue.
“iya dek beneran, terserah sih mau percaya apa nggak, abang nggak nyangka dek” jelas danu.
“astagfirulla ternyata apa yang nyokap gue bilang beneran terjadi” gerutu gue dalam hati.
Gue dan danu terdiam seketika.
“gue nggak nyangka bang, kalo Igun bakalan kuat banget  kayak waktu latihan kemarin. Salut gue !!! really good” kata gue.
“yaitulah dek abang juga nggak nyangka Igun bakalan setegar itu, bisanya dia  nyembunyiin itu dari kita. Nyesel abang kemarin sempet marah sama Igun” sesal danu.
“ya namanya udah diatur sama yang di atas bang, mana bisa lagi di perkirakan mau gimana-gimananya, intinya kita doain aja dari sini bang” bijak gue.
“pastilah dek !” tegas danu.
“terus abang kapan silaturahmi kerumahnya ?” kata gue.
“ya nggak tau sih dek, kata anak-anak nanti malam tapi nggak jelas sih” kata danu.
“emang Igun udah balik ke bontang bang ?” Tanya gue.
“udah dek semalem” jelas danu.
“gimana kalo abang ke rumah Igun tunggu waktu yang tepat, atau empat puluh hari wafat nyokapnya ?” ide gue.
“emm.. boleh juga, tapi liat anak-anak dulu lah nanti gimana” kata danu.
“oh ya gue ikut ya bang” kata gue.
“iya dek” kata danu.
       Seusai danu menjelaskan isi komat-kamitnya, diapun langsung pamit pulang. Sementara gue masih mikirin Igun, “setegar itu yang dia hadapin nggak kecium baunya” keren !!!. Mungkin, kalo gue ada di posisi igun pasti udah jadi zombie hidup dan mungkin ngebambong nggak niat sekolah. O ya waktu latihan itu gue sempet cerita ke nyokap tentang senar yang putus ternyata itu pertanda jelek. Percaya nggak percaya guepu mengangguk dan berdoa kebaikan-Nya, tetapi takdir Allah SWT lebih runcing daripada apa yang telah disah hambanya.
       Sekarang gue mulai memahami apa artinya ketabahan untuk menjalani jalan yang telah dirahasiakan sang maha pencipta alam semesta. Lewat Igun gue mulai mengerti “apa yang harus dibicarakan dan mana yang harus di sembunyikan.” Menyembunyikan memang sulit tetapi harus untuk dirahasiakan. Sekarang gue liat raut wajah Igun untuk membuka hidup tanpa surga di sampingnya, berusaha untuk tetap tegar dan ikhlas menghadapu semua meski hatinya benar-benar telah menjadi abu yang beterbangan tertiup duka yang mendalam. Gue percaya igun bisa menatap cahaya untuk jalannya dan bersiap untuk melangkah meski dangan satu kaki.
 Yang gue tau sekarang Igun tumbuh menjadi figure yang baru bersama bapak yang juga menggatikan posisi ibu untuk Igun dan adeknya, bersama keluarga besar yang juga turut membagi kasih sayangnya di keluarga Igun.

Oleh : An’nisah



 







Sabtu, 01 Oktober 2016

FORMULIR PENDAFTARAN


Untuk para mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri ke "LEMBAGA PERS MAHASISWA AGRAPANA STISOSPOL WASKITA DHARMA MALANG", file formullir bisa diunduh DISINI